CAKRAWALA SYAHADAT
(Syahadat Sebagai Implementasi Ketauhidan)
Oleh : Ayip Saepudin
(Syahadat Sebagai Implementasi Ketauhidan)
Oleh : Ayip Saepudin
Betapa dahsyatnya kalimat syahadat!
Setidaknya, itulah yang dirasakan oleh generasi Islam pertama. Syahadat
merupakan rukun Islam pertama juga pintu masuk Islam, ternyata tidak sembarang
orang mengucapkannya.
Terbukti orang-orang musyrik
dan kafir Quraisy tidak sanggup melafalkannya, bukan karena mereka tidak mampu
(sebab mereka orang arab asli/tulen dan itu adalah bahasa mereka), tetapi
karena mereka paham makna dan maksud serta konsekwensi dari kalimat syahadat
itu. Syahadat menuntut dan mengharuskan mereka meninggalkan sesembahan
warisan nenek moyang dan tradisi-tradisi jahiliyah yang biasa mereka lakukan
serta tidak sejalan dengan nafas syahadat tersebut, dan itu sangat berat
bagi mereka. Begitu juga, para sahabat tidak masuk Islam dengan melafalkan syahadat
ini kecuali setelah mereka faham makna, maksud, dan konsekwensi yang
dikandungnya.
Dengan syahadat orang menyatakan keislamannya. Dengan syahadat pula orang yang masuk Islam dituntut untuk memenuhi dan menerima segala konsekwensi yang dikandungnya. Inilah syahadat yang dimaksud dalam Islam yang merupakan implementasi ketauhidan. Syahadat yang membuahkan kedamaian, perbuatan-perbuatan terpuji, serta kemashlahatan bagi umat manusia dan seluruh alam.
Agar syahadat yang dimaksud bisa terwujud, maka menjadi suatu keharusan bagi setiap orang untuk memahami makna syahadat secara paripurna baik ditinjau dari dimensi syahadat itu, keutamaan serta faidah atau pengaruhnya.
Dengan syahadat orang menyatakan keislamannya. Dengan syahadat pula orang yang masuk Islam dituntut untuk memenuhi dan menerima segala konsekwensi yang dikandungnya. Inilah syahadat yang dimaksud dalam Islam yang merupakan implementasi ketauhidan. Syahadat yang membuahkan kedamaian, perbuatan-perbuatan terpuji, serta kemashlahatan bagi umat manusia dan seluruh alam.
Agar syahadat yang dimaksud bisa terwujud, maka menjadi suatu keharusan bagi setiap orang untuk memahami makna syahadat secara paripurna baik ditinjau dari dimensi syahadat itu, keutamaan serta faidah atau pengaruhnya.
Makna dan Dimensi Syahadat
“As-syahadah” merupakan isim masdar
dari kata “syahada” yang berarti kesaksian. Adapun “As-syahadah”
yang dimaksud di sini adalah; Kesaksian atau ikrar seseorang yang akan masuk
Islam bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Saw. adalah utusan-Nya.
“As-syahadah” atau “As-syahadatain”
mempunyai dua dimensi yang tidak boleh dipisahkan satu dari yang lainnya.
Mengakui satu dimensi dan mengingkari dimensi yang lainnya, maka tidaklah
dikategorikan masuk ke dalam agama Islam.
Dimensi
pertama: Laa Ilaaha illa al-Allah (Tiada Tuhan
Selain Allah), mengandung tiga pembahasan pokok yaitu :
1.
Makna
Dimensi
ini tidak hanya terbatas pada tauhid rububiyyah saja dikarenakan
orang-orang kafir Quraisy pun mengakuinya, tapi lebih dari itu yaitu, tauhid
uluhiyyah atau ‘Ubudiyyah bahwa tiada sesembahan yang berhak
diibadahi dan dipertahankan selain Allah, baik di bumi maupun di langit. Dengan
syahadat berarti meniadakan Ilahiyyah, (sifat ketuhanan dan yang
berhak disembah) dari selain Allah dan menetapkanNya hanya untuk Allah.
2.
Dalil
Bila
kita ingin mengumpulkan dalil-dalil yang berkenaan dengan dimensi ini baik
dalam Al-Qur’an maupun As-sunah, kita akan mendapatkan banyak
sekali dalil yang berkenaan dengan hal tersebut, karena dimensi ini merupakan pokok
dan dasar semua tauhid dan dakwah para Nabi dan Rasul Allah. Oleh karena itu,
kita ambil saja dua dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
barangkali representatif pada tempat ini.
Pertama, Firman Allah dalam QS.Muhammad;19, ” Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Allah …”.
Kedua, Sabda Rasulullah Saw. Dalam hadits shahihyang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, ” Barang siapa yang mengucapkan laa ilaha ila al-Allah dengan tulus (tanpa syirik) niscaya dia masuk surga”.
Pertama, Firman Allah dalam QS.Muhammad;19, ” Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Allah …”.
Kedua, Sabda Rasulullah Saw. Dalam hadits shahihyang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, ” Barang siapa yang mengucapkan laa ilaha ila al-Allah dengan tulus (tanpa syirik) niscaya dia masuk surga”.
3.
Tafsir
Banyak
sekali teks-teks baik Al-Quran maupun As-Sunnah yang menafsirkan
dimensi ini. Bisa kita lihat misalnya firman Allah dalam QS.Al-Isra;57. Dalam
ayat ini Allah menjelaskan bantahannya terhadap orang-orang musyrik yang
menyeru orang-orang Shaleh dan perbuatan ini dikategorikan sebagai syirik
besar.
Juga
bisa kita lihat QS. At-Taubah;31. Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa ahli
kitab menjadikan orang-orang ‘alim dan rahib-rahib mereka
sebagai Tuhan selain Allah, hanya dengan mengambil hukum yang menyimpang yang
ditetapkan oleh orang-orang ‘alim dan rahib-rahib mereka, mereka
dikatagorikan musyrik oleh Allah Swt.
Begitu
pula dalam QS. Az-zukhruf; 26-28. Nabi Ibrahim a.s berkata kepada orang-orang kafir,
“Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah (al-bara)
kecuali Tuhan yang telah menciptakanku (al-wala)”. Kemudian Allah menyebut “al-wala
wal bara” Nabi Ibrahim ini sebagai tafsir syahadat dalam dimensi
ini.
Demikian
pula dalam QS.Al-baqarah;165-167, Allah mengkategorikan orang yang mencintai
sekutu selain Allah seperti kecintaan kepada-Nya sebagai orang musyrik yang
kekal di dalam Neraka.
Adapun
dari teks As-Sunnah yang menafsirkan dimensi ini bisa kita lihat hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Sabda Rasul Saw, “Barang
siapa yang mengucapkan “Laa Ilaaha illa al-Allah” dan mengingkari atau kafir
terhadap sesembahan selain Allah maka haram harta dan darahnya…”.
Dari
sekian banyak, hadits ini merupakan yang terbesar dalam menafsirkan dimensi ini
dimana Rasul Saw. menjelaskan bahwa mengucapkan syahadat ini bisa
menjadi jaminan atas harta dan darah seseorang bila dibarengi dengan
pengingkaran dan kekafirannya kepada sesembahan selain Allah.
Dimensi kedua: Anna Muhammadan ar-Rasulullahi (bahwasanya Muhammad itu adalah utusan Allah).
Dimensi
kedua ini berarti; kewajiban untuk beriman bahwa Muhammad Saw. itu diutus dari
sisi Allah, membenarkan segala apa yang dikabarkannya dari Allah, menta’atinya
pada setiap apa yang diperintahkannya, meninggalkan segala apa yang dilarang
dan dicegahnya, serta beribadah kepada Allah dengan syari’atnya. Dimensi ini
disebut juga tauhid risalah.
Adapun dalil bahwa Muhammad Saw itu adalah utusan Allah banyak sekali. Di antaranya bisa kita lihat dalam QS.At-taubah; 128 dan QS. Al-fath : 29. Di dalam kedua ayat tersebut Allah melegitimasi kerasulannya bahkan dia sendiri (Nabi) yang menyatakan dan mengumumkannya.
Adapun dalil bahwa Muhammad Saw itu adalah utusan Allah banyak sekali. Di antaranya bisa kita lihat dalam QS.At-taubah; 128 dan QS. Al-fath : 29. Di dalam kedua ayat tersebut Allah melegitimasi kerasulannya bahkan dia sendiri (Nabi) yang menyatakan dan mengumumkannya.
Signifikansi
Syahadat
Selain
yang disebutkan di atas, syahadat dalam Islam bahkan dalam kehidupan
manusia di dunia ini sangat penting, karena ia merupakan rukun Islam pertama
dan pintu masuk Islam. Juga karena syahadat merupakan realisasi tauhid,
dalam artian bahwa tauhid ini terwujud dalam syahadat ini.
Selain
itu, Allah telah menciptakan makhluk ke dunia ini supaya mengabdi hanya
kepada-Nya, mengutus Rasul untuk menyeru manusia untuk mengesakan-Nya,
menurunkan kitab-kitab sebagai firman-Nya yang sarat dengan akidah tauhid dan
menjelaskan bahwa syirik sangat berbahay a bagi kehidupan baik individu maupun
golongan, karena ia merupakan penyebab bencana di dunia serta akhirat dan bagi
para pelakunya kekal di neraka kelak.
Sebagaimana
para Nabi dan Rasul memulai dakwahnya dengan mengesakan Allah. Rasulullah Saw.
pun mengintruksikan kepada para sahabatnya dengan hal yang sama. Sabdanya
kepada Muadz tatkala beliau mengutusnya ke Yaman, “…Jadikanlah
syahadat An laa ilaha illa al-Allah atau (dalam riwayat lain) “ mengesakan
Allah “ yang paling pertama engkau serukan kepada mereka
(HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu Abbas R.A). Karena tauhid ini merupakan hakekat
agama Islam dan Allah tidak akan menerima amal tanpanya
Kemudian,
tauhid yang dimanifestasikan dalam syahadat merupakan tugas pokok setiap
Muslim. Ia harus memulai hidupnya dengan tauhid dan mengakhirinya dengan
tauhid. Juga merupakan tugas dalam hidupnya untuk menegakkannya dan menyeru
orang kepadanya, karena tauhidlah yang menyatukan barisan kaum Muslimin bahkan
Umat manusia semuanya.
Keutamaan
Syahadat
Syahadat
memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan di antaranya, Pertama,
Memberikan keamanan yang sempurna dari adzab Allah dan memberikan petunjuk (QS.
Al-An’am; 82)
Kedua,
Merupakan tingkatan iman yang paling tinggi dan utama dari sekian banyak
tingkatan dan cabang Iman. Sabda Rasul Saw, “ Iman itu enam puluh cabang;
paling utamanya adalah ucapan laa ilaha illa al-Allah, dan paling rendahnya
adalah membuang yang membahayakan (duri dan sejenisnya ) dari jalan” ( HR.
Muslim ).
Ketiga,
Lebih dari itu, merupakan pendukung terbesar bagi tercapainya kebahagiaan abadi
dan dihapusnya dosa-dosa (selain syirik dan kufur). Sabda Rasul Saw, “
Barang siapa yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Esa tiada sekutu
baginya, dan bahwa Muhammd Saw adalah hamba dan utusanNya, dan bahwa Isa hamba
da utusanNya juga kalimatnya yang ia lontarkan kepada maryam dan ruh dariNya,
dan surga itu benar, dan neraka itu benar, niscaya Allah akan memasukannya ke
surga atas apa yang dilakukannya”.
(HR. Bukhari-Muslim)
Sabda
Rasul Saw. yang lain “ Barang siapa yang bertemu Allah (mati)
dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, niscaya dia masuk surga, dan
barang siapa yang bertemu dengan-Nya dengan menyekutukan-Nya dengan sesuatupun,
niscaya dia masuk neraka” (HR. Muslim).
Selain
itu, dalam hadits qudsi Allah berfirman, “ Wahai manusia
sesungguhnya engkau kalau datang kepadaku membawa kesalahan-kesalahan yang
hampir sepenuh bumi, kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukanku
dengan sesuatupun pasti aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepertinya”
(HR. At-Tirmidzi)
Faidah,
Pengaruh, dan Manifestasi Syahadat
Syahadat bila dihayati dengan mendalam atas landasan ilmu niscaya akan membuahkan banyak faidah dan pengaruh yang teramat dahsyat. Ia akan mengarahkan manusia kepada kemerdekaan dan pembebasan yang hakiki. Membebaskan manusia dari semua belenggu peribadatan dan ketundukan kepada selain Allah. laa ilaha illa al-Allah merupakan deklarasi umum untuk membebaskan manusia dan menumbangkan semua penguasa-penguasa angkuh dan menurunkannya dari singgasana kejahilannya, sekaligus mengangkat dan memuliakan orang-orang mukmin yang tidak sujud kecuali hanya kepada Allah Swt.
Syahadat bila dihayati dengan mendalam atas landasan ilmu niscaya akan membuahkan banyak faidah dan pengaruh yang teramat dahsyat. Ia akan mengarahkan manusia kepada kemerdekaan dan pembebasan yang hakiki. Membebaskan manusia dari semua belenggu peribadatan dan ketundukan kepada selain Allah. laa ilaha illa al-Allah merupakan deklarasi umum untuk membebaskan manusia dan menumbangkan semua penguasa-penguasa angkuh dan menurunkannya dari singgasana kejahilannya, sekaligus mengangkat dan memuliakan orang-orang mukmin yang tidak sujud kecuali hanya kepada Allah Swt.
Ia
pun mampu membentuk manusia berkepribadian seimbang, dalam artian bahwa dengan
kalimat tauhid ini orang mempunyai arah dan tujuan yang jelas dalam setiap
situasi dan kondisi karena hanya mempunyai Tuhan yang Satu yang Maha Sempurna.
Kemudian
kalimat tauhid ini juga merupakan sumber bagi keamanan dan ketentraman manusia,
karena ia akan mengisi jiwa pemiliknya dengan keamanan dan ketentraman yang
tiada takut kepada selain Allah (QS. Al-an’am; 82)
Begitu
pula, kalimat tauhid ini sebagai sumber kekuatan jiwa, karena ia memberikan
kekuatan jiwa yang sangat besar dan dahsyat kepada pemiliknya. Jiwanya
senantiasa penuh dengan harap (ar-raja’) kepada Allah semata, percaya
dan tawakal kepada-Nya, rela dengan ketentuan-Nya, sabar atas berbagai ujian
yang menimpanya dan merasa cukup atas pemberian-Nya tanpa melupakan usaha dan
kerja nyata.
Kalimat tauhid pun merupakan dasar persaudaraan dan egalite, sebab ia tidak membolehkan penganutnya untuk menjadikan sebagian kepada sebagian yang lain Tuhan dan tandingan selain Allah. Maka sifat Uluhiyyah hanyalah milik Allah dan ibadah seluruh manusia bermuara kepada-Nya.
Kalimat tauhid pun merupakan dasar persaudaraan dan egalite, sebab ia tidak membolehkan penganutnya untuk menjadikan sebagian kepada sebagian yang lain Tuhan dan tandingan selain Allah. Maka sifat Uluhiyyah hanyalah milik Allah dan ibadah seluruh manusia bermuara kepada-Nya.
Dari
uraian singkat di atas, dapat kita simpulkan bahwa cakrawala syahadat
sebagai implementasi ketauhidan meliputi semua pranata sosial kehidupan. Dari
mulai individu, golongan, kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan kehidupan
antar bangsa juga antar negara. Hal ini tiada lain karena risalah kalimat
tauhid merupakan deklarasi umum dan menyeluruh bagi sekalian manusia di alam
raya ini. Wallahu a’lam
-Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadits Universitas Al-Azhar Kairo. Koordinator Bidang Taklim FOSPI.
-Kritik, saran, dan komentar bisa dikirim ke alamat fospi_cairo@arabia.com
-Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadits Universitas Al-Azhar Kairo. Koordinator Bidang Taklim FOSPI.
-Kritik, saran, dan komentar bisa dikirim ke alamat fospi_cairo@arabia.com
0 komentar:
Posting Komentar